Sabtu, 16 Mei 2009

SEMUANYA CANTIK


Hari saya merasa begitu lelah. Saya baru pulang dari university. Sekitar jam 5 petang saya sudah berada di rumah. Tetapi kepenatan tersebut tidak lama bersarang di dalam tubuh. Ketika saya melihat sosok-sosok manis; Alai dan Idang; saya pun menjadi segar kembali.
“Assalamualaikum!” Ucap saya kepada mereka yang sedang santai melihat TV di bilik tengah.
“Wa’alaikum salam!” Mereka serentak menjawab jawaban saya, mencium tangan saya, kemudian duduk lagi.
“Lagi liat apa sih?” Tanyaku penasaran.
“Liat TV, Bang. Sudah tahu tanya lagi Abang ani!” Jawab Alai. Aku pun tersenyum mendengar jawaban tersebut. Idang masih asyik dengan TV. Tidak mengindahkan apa yang kutanyakan tadi. Aku pun duduk di samping mereka. Ternyata saat itu RTB2 (salah satu channel yang ada di TV Brunei) sedang menayangkan life show P2F (Paspot to Fame), suatu acara kontes menyanyi untuk orang Brunei. Masih dalam tahap seleksi.
Kebetulan pada saat itu saya sudah menyaksikan penampilan dua orang perempuan yang menurut saya cara menyanyinya masih standar(maklum, namanya juga masih seleksi). Iseng-iseng saya menanyakan Alai perihal kedua perempuan tadi yang menurut saya belum termasuk kategori penyanyi, tapi masih mempunyai wajah cantik.
“Lai, menurut kamu, yang mana yang lebih cantik, yang awal tadi atau yang setelahnya?”
“hmmm….keduanyalah!” Jawabnya cuek. sedangkan Idang tidak menghiraukan pertanyaan saya. Sepertinya adikku yang satu ini mempunyai konsentrasi yang tinggi ketika menyaksikan TV.
“Lho keduanya? Harus dipilih dong! Di antara keduanya, pasti ada yang lebih baik.” Ucapku menggurui.
“Wajahnya atau suaranya?” Tanyanya lagi.
“Keduanyalah! Wajahnya kah atau suaranya kah. Bandingkan saja!”
“Hmm…keduanya juga lah! Lawa (bagus) jua tuh!” Jawabnya lagi sambil tersenyum . saya mulai kesal dengan jawabannya yang menurut saya bukan suatu jawaban. Dia semakin senang melihat wajah saya yang mulai semwarutan.
“Kenapa harus keduanya? Atau nggak bisa memilih? Kan pasti ada yang lebih cantik, itu menurut Abang,” ucapku sekali lagi dengan wajah yang semakin kupertegas.
“Abang ani, macam mana saya hendak memilih yang mana yang lebih cantik, sedangkan perempuan atu keduanya ciptaaan Allah. Ketika saya ucap yang satu lebih cantik, yang satu jadinya tidak cantik. Jadinya saya menghina ciptaan Allah.” Saya terkejut mendengar jawaban tersebut. Dia melanjutkannya,”kita tidak boleh menghina ciptaan Allah. Jadi cantik keduanyalah!”

يوم الترفيه













Alhamdulillah, ujian pertengahan kursus tiga bulan bahasa arab dan bahasa inggris baru saja selesai pada hari sabtu kemarin, tanggal 25 april 2009. Satu minggu berikutnya, kami bersama para pensyarah (dosen-dosen) Universty of Sultan Syarif Ali (UNISSA) mengadakan yaumu-t-tarfiih, artinya hari rekreasi, day for fun, entertainment’s day.

Tahun ini, acara tersebut diadakan di pantai Muara pada tanggal 2 mei 2009, dari jam 09.00 – 14.00. Sebelum dimulai, acara diresmikan dulu oleh Dr. Kamal, dekkan faculty tamaddun bahasa arab sekaligus merangkap sebagai ketua pengurus yaumu –t – tarfih. ada banyak kegiatan yang berlangsung pada acaranya tersebut, semuanya menyenangkan. Tapi ada satu hal (kata mereka sih!) yang sangat menarik dari acara ini, yaitu kami semua tidak dibolehkan berbicara kecuali dengan bahasa arab dan bahasa inggris. Bagi saya, peraturan seperti ini sih sudah saya jalani sewaktu saya masih mondok dulu. Jadi sepertinya biasa saja.

Sebenarnya ada banyak kegiatan dan perlombaan yang berlangsung meriah pada acara tersebut, namun ada satu perlombaan yang benar-benar memojokkan perlombaan-perlombaan yang lain (khususnya bagi kami, peserta laki-laki), ialah sepakbola pantai (lebih tepatnya futsal pantai, soalnya pada waktu itu saya lihat peraturannya seperti futsal, hanya tempatnya saja di lapangan berpasir)!!

Siuk (bahasa Brunei yang artinya rami [banjar]; meriah, menarik [Ind])! Sememangnya sepakbola sudah menjadi olahraga yang tidak bisa dipisahkan dengan laki-laki (mungkin juga perempuan?). pada saat itu, kami dibagi menjadi empat tim, yaitu tim merah, tim ungu, tim kuning (tim kami), dan tim orange. Ada sedikit rasa kecewa ketika kami hanya bisa menjadi juara kedua pada perlombaan ini, padahal kekalahan kami sangat tipis (kami melawan tim orange pada pertandingan final), Cuma 2 : 3! Weleh-weleh! Lebih sayangnya lagi, pada menit-menit awal pertandingan final, saya harus keluar lapangan karena kaki saya tiba-tiba kejang (bahasa banjarnya kalau tak salah kancang). Pada babak pertama itulah kami ketinggalan 3 : 0. Kawan –kawan bilang, penyebabnya ialah karena saya keluar (ini kata teman-teman lho!). Sebelumnya, pada saat saya yang menjadi defender, pertahanan kami adalah yang paling kuat di antara semua tim (ini pun kata teman-teman lho), ini terbukti dengan hasil pertandingan sebelumnya, kami hanya kebobolan 1 gol! Hebat bukan!

Selanjutnya pada babak kedua, kaki saya sudah agak mendingan. Saya paksakan untuk bermain lagi. Pertahanan…tak jadi masalah lagi (ini kata teman-teman lho!), dan Alhamdulillah kami bisa mengubah skor menjadi 2 :3. tapi bunyi peluit menandakan berakhirnya pertandingan, artinya berakhir pula perjuangan kami. Padahal tinggal sedikit lagi kami bisa menyamakan kedudukan, bahkan mungkin bisa membalikkan keadaan. Tapi tak jadi masalah, toh itu semua hanya permainan, hanya untuk merehatkan otak yang baru saja terkuras selepas ujian. Saya pun ada sedikit rasa bangga karena saya bisa menyumbangkan dua gol untuk tim saya (pertandingan antara tim kuning vs tim merah; skor 4 :1 untuk tim kuning [tim kami]). Menyenangkan!!